Oleh: Muhammad Hardi Putrawan
Sepit, (desasepit.web.id) - Hari ke dua pelatihan Desa Tangguh Bencana yang diselenggarakan oleh BPBD Provinsi NTB di Desa Sepit, Kecamatan Keruak, Lombok Timur pada Selasa 8/6/2021, masyarakat diajak menganalisis sendiri potensi bencana beserta cara penanggulangannya. mulai dari mengenali ancaman, bagaimana meningkatkan kapasitas, dan cara mengelola resikonya.
Ketua forum Penanggulangan Resiko Bencana (PRB) NTB Dr Rahmat Sabani selaku pemateri sekaligus sebagai pembimbing pelatihan menerangkan, berdasarkan hasil analisis bersama peserta pelatihan bahwa di Desa Sepit ada potensi terjadinya bencana seperti banjir bandang, puting beliung, dan kekeringan.
Dari hasil analisis ini, peserta kemudian diajak mengenali bencana itu serta ancaman yang kemungkinan bisa terjadi setelahnya. Pendekatan yang dilakukan adalah dalam bentuk partisipatif.
"Kami hanya menyampaikan teorinya, nanti masyarakat yang menganalisis sendiri jenis bencananya apa, apa ancamannya, kemudian bagaimana penanganannya. Karena yang paling tau keadaan desanya ya masyarakat itu sendiri" ujar dosen Fakultas Teknologi Pangan Unram itu.
Setelah dilakukan analisis, selanjutnya akan dilakukan pemeringkatan. Artinya akan dipilah mana dari jenis bencana tersebut yang beresiko tinggi, sedang, dan rendah. "Jika beresiko tinggi bagaimana penanganannya, jika sedang beda cara penanganannya, begitu juga dengan yang tendah," jelasnya. Penentuan tinggi rendahnya resiko bencana ini diukur dari Indeks Resiko Bencana (IRB)
Dilanjutkan, ada 3 bagian untuk menganalisis bencana, yakni pertama analisis resiko bencana, analisa kapasitas dan kerentanan, dan terakhir membuat pemetaan. Ke tiga hasil analisis tersebut selanjutnya akan dituangkan ke dalam dokumen.
Rahmat Sabani berharap dokumen hasil analisis bencana tersebut dapat dijadikan sebagai pegangan masyarakat untuk mengenali dan mengetahui cara penanggulangannya. Begitupun dengan pemerintah, bisa dijadikan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan khususnya dalam penanganan bencana.
"Pemerintah desa bisa mengalokasikan anggaran khusus untuk penanggulangan bencana ini, sangat bisa itu dilakukan sekarang dari Anggaran desa yang ada," tutupnya. (*)